admin
01 September 2025 - 13:37 WIB
0
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) secara daring dilaksanakan melalui Zoom Meeting pada Senin, 1 September 2025. Acara ini menghadirkan narasumber Prof. Iin Handayani, seorang akademisi dari Murray State University, Amerika Serikat, dengan tema “Pengembangan Sumber Daya Pertanian”.
FGD ini diikuti oleh para dosen di Fakultas Pertanian, sebagai forum untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia. Kegiatan dipandu oleh Dr. Dwi Aulia Puspitanigrum, S.P., M.P. (Wakil Dekan III Fakultas Pertanian) sebagai Master of Ceremony, serta dimoderatori oleh Prof. M. Nurcholis, M.P., Ph.D. selaku Koordinator Program Studi Magister Ilmu Tanah.
Dalam kesempatan ini, Prof. Iin hadir secara khusus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para dosen terkait strategi pengembangan akademik, penulisan ilmiah, dan peluang kolaborasi internasional. Diskusi berlangsung interaktif, menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dosen di bidang penelitian, publikasi, dan pengabdian masyarakat.
Menulis sebagai Tugas Utama Dosen
Dalam pemaparannya, Prof. Iin menekankan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan inti yang wajib dimiliki seorang akademisi. “Menulis bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan sarana membangun keterlibatan publik dan kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan,” jelasnya.
Ia menyarankan agar dosen membiasakan diri menulis proposal pengabdian dan penelitian dengan topik sederhana yang dekat dengan kehidupan masyarakat, misalnya melalui wawancara di pasar atau pemberdayaan kelompok lingkungan. Selain itu, publikasi di jurnal ilmiah juga menjadi kunci untuk mengembangkan kapasitas akademik.
Tips praktis yang dibagikan Prof. Iin antara lain:
- Tugaskan mahasiswa membuat review atau ringkasan artikel ilmiah sebagai dasar ide penelitian.
- Targetkan minimal dua artikel setiap tahun, satu berbahasa Indonesia dan satu berbahasa Inggris.
- Manfaatkan bahan ajar sebagai materi awal penulisan artikel atau buku.
Etika Kolaborasi Internasional
Prof. Iin menekankan bahwa kolaborasi internasional harus dibangun dengan kontribusi nyata, bukan sekadar “meminjam nama” peneliti luar negeri. “Kolaborasi itu soal kejujuran dan komitmen. Jangan pernah hanya menempelkan nama peneliti dari luar negeri tanpa keterlibatan mereka, karena itu tidak etis,” tegasnya.
Beliau juga membagikan strategi untuk memulai jejaring riset, seperti menghubungi peneliti dengan topik serupa, meminta mereka meninjau tulisan kita, dan secara bertahap mengembangkan kerja sama. Pendanaan, menurutnya, akan datang secara alami jika fondasi kolaborasi sudah kuat.
Mengatasi Kendala dan Membangun Disiplin
Menanggapi alasan klasik “tidak menulis karena keterbatasan alat”, Prof. Iin menegaskan bahwa hal tersebut keliru. “Menulis itu tidak tergantung prasarana. Yang paling penting adalah kendali diri dan pemanfaatan fasilitas yang ada,” ujarnya.
Ia juga menyarankan dosen untuk membuat buku log harian penelitian dan pengajaran agar data lebih terorganisasi. Bagi dosen senior, perekrutan mahasiswa asisten dapat membantu menghindari pekerjaan yang tumpang tindih.
Menjaga Keseimbangan Hidup
Selain akademik, Prof. Iin menekankan pentingnya work–life balance. Menurutnya, dosen dan peneliti harus menyediakan waktu istirahat dan menjaga kesehatan fisik maupun mental. “Tidak melulu bekerja. Jalan kaki 15 menit setiap pagi atau sekadar melakukan aktivitas ringan seperti zumba atau gym sudah cukup untuk menjaga energi dan kewarasan,” ungkapnya.
Harapan dan Manfaat FGD
Melalui kegiatan ini, peserta mendapatkan banyak wawasan praktis tentang strategi penulisan, publikasi, kolaborasi, dan manajemen karier akademik. FGD bersama Prof. Iin Handayani diharapkan dapat memotivasi para dosen untuk lebih produktif menghasilkan karya ilmiah sekaligus memperluas jejaring penelitian di tingkat global.
ID
EN